Nak, Bapak adalah anak zaman yang tumbuh dengan meraba-raba. Aku besar dalam kepingan imajinasi peradaban yang tidak lengkap. Aku mencerap aksara-aksara yang rentan salah-tafsir. Sekarang aku menapak bersamamu di zaman informasi dengan bongkahan-bongkahan sesal yang terucapkan melalui kalimat 'andai aku dulu mempelajari ini, andai dulu aku...".
Ah, sudahlah, aku tidak penting lagi. Yang penting sekarang adalah kamu. Tongkat estafet ini akan kulemparkan ke kamu. Sekarang, dengan teknologi komunikasi yang kita sama-sama rasakan, kamu bisa membangun imajinasi yang jauh lebih lengkap tentang peradaban. Yang kau punya sekarang tidak lagi sekedar aksara-aksara rentan salah-tafsir ketika kau memejamkan matamu. Kau tak harus berjalan jauh untuk membuktikan dan merasakan apa yang digambarkan oleh aksara-aksara itu.
Sekarang kau cukup memiliki sepotong rasa ingin tahu, dua gumpal semangat pencarian, dan tiga karung rasa tidak gampang percaya. Jangan lagi kau hidup dalam ironi 'manusia-manusia bodoh yang hidup di zaman bertabur informasi'.
No comments:
Post a Comment