kita tak bisa membagi senja
satu senja untuk satu kita
aku tahu matematika tak berlaku dalam puisi
karena rasa-bukan-logika adalah isi
kita tak bisa membagi senja, sayang
satu senja untuk satu kita
sebuah horison untuk sebongkah jingga
matahari. berbaring. merona.
hidup manusia mampir minum katanya
seperti kaki dan tanah maka melangkah saja
hingga kaki kelak berakhir menjadi tanah
maka aku mencintaimu hari ini
maka kau mencintaiku hari ini
dan besok dan besoknya lagi adalah hari ini
*) balasan untuk puisimu yang berjudul sama:
satu senja kita bagi dua
kita menemukan sepotong senja
tersimpan rapi dalam diam yang sama
kamu mengetuk ruangku
untuk tinggal dalam darahku
aku menyapa waktumu
untuk pergi bersama gelisahmu
tapi senja itu sebaiknya kita bagi dua saja
satu untuk mimpimu
satu untuk harapanku
…
Pada sebuah senja yang terbagi dua
kuterjemahkan matamu
di antara gerak daun yang membisu
dan kubisikkan aksara rasa dari
tempat paling hening di dunia:
di hatiku.
No comments:
Post a Comment