Lima tahun sudah saya biarkan blog ini tanpa juntrungan, dengan maksud awal: menulis. Lima tahun pula blog ini seolah seorang Lazarus yang akhirnya dibangkitkan dari kematian.
Merujuk Orde Baru, 5 tahun adalah sebuah periode bernama 'Pelita'. Dan memang, betapa banyaknya 'pembangunan' yang terjadi dalam diri saya sejak 160606 (wow ada triple six-nya!), ketika web log ini tercipta.
Apa yang terjadi dalam 5 tahun itu? Mari kita lihat satu-persatu sesuai apa yang saya ingat:
1. Pada tahun 2006, blogspot belum terintegrasi dengan gmail. Saat itu saya masih menggunakan email yahoo untuk meng-create account. Ketika hari ini blog ini saya remajakan, saya dituntut oleh coding system untuk menggunakan akun gmail.
2. 2006, saya masih berstatus sebagai satu dari jutaan Jakartans yang harus berkutat dengan problematika kota itu.
3. 2006, saya tidak tahu apa-apa tentang fotografi. Saya sekarang mendapat kesempatan untuk bisa merekam realita sebagai gambar yang selanjutnya menjadi header blog ini.
4. 2006, kurang lebih tiga bulan kemudian sejak posting terakhir saya jelang 'sekarat menulis', terjadilah peristiwa berjudul 'Tragedi Lumpur Lapindo'.
5. 2006, satu-satunya Adik Perempuan saya masih bernafas di bumi ciptaan Tuhan yang indah ini. How are you, Dear Sister? :)
6. Dua tahun setelah lahirnya blog ini, saya memasukkan diri saya ke dalam database twitter dan facebook. Selanjutnya sebagaimana sama-sama kita ketahui social media menggeliat hebat. Bahkan bisa memicu revolusi di Libya.
7. Sistem Operasi Android besutan google belum dilempar ke pasar di tahun 2006. Blackberry juga belum menciptakan fenomena eksistensi manusia yang aneh, semisal 2 orang bertemu dan mengada di ruang yang sama, namun seringkali pula keduanya menunduk menatap layar mencoba mengada di suatu tempat yang lain.
8. Sebulan sebelum saya memutuskan membuat blog ini di tahun 2006, Jogjakarta digoyang gempa hebat.
9. 2 tahun sejak 2004, Pak Beye memenangi Pilpres, memerintah dalam periode pertamanya sebagai presiden.
10. Di penghujung tahun kelima dalam periode ini, betapa bersyukurnya saya, aliran waktu dan kejadian telah meruangkan saya dan salah-satu penulis besar negara ini (yang saya kagumi), ke dalam sebuah kafe untuk sekedar menikmati kopi. Dua kali!
11. et cetera...et cetera...
Sebagai pembaca filsafat yang tak lagi intens, saat ini saya tidak begitu percaya diri dalam hal mencaplok Dialektika Hegelian untuk bisa membacot tentang aliran peristiwa dan kejadian yang saya maksud, tentang mengada-nya eksistensi saya yang ajaib ini.
Ini adalah posting pertama dimasa setelah peremajaan, saya maksudkan sebagai kulonuwun. Semacam ucapan selamat datang kembali kepada diri saya ke dalam dunia tulis-menulis, curhat-ke-curhat. Syukur-syukur bisa menjadi semacam comeback pasca cedera ala Ramsey di Arsenal; langsung menjaringkan bola ke gawang mengatasi kemandulan, menghalau writer's block yang kerap menjadi alasan dan pembenaran saya selama bertahun-tahun. Saya akan mencoba menulis kembali. Menulis apa saja yang terlintas dibenak mengatasi ilusi kerak-kerak obsesi akan kesempurnaan menulis. Tentunya dengan diksi yang saya ketahui dalam menjurnal kehidupan saya.
Waktu, ya, waktu...walau cuma sepotong persepsi, tetap penting sebagai penanda eksistensi.
Waktu, yang harus selalu saya syukuri manakala saya berada di dalam linimasa terberi.
Mari menulis dan bersyukur. It's good to be alive. Jauhi bunuh diri.
Amin.
P.S. Posting ini sekaligus menjadi semacam tribute untuk teman saya yang belum sempat saya temui secara fisik, namun banyak memberi wawasan baik wacana maupun praktek fotografi di ruang-ruang online. RIP, Victor Lumunon. Selamat jalan, Kawan.
1 comment:
ayooo..rajin diupdate yaa.. aku ikuti blog ini lewat blogroll di 'roemah'ku :)
Post a Comment